Proyeksi Perekonomian
Indonesia Tahun 2009 - 2013
Secara
garis besar, proyeksi perekonomian Indonesia 2009-2013 sangat ditentukan oleh
tingkat keberhasilan Pemerintah dan Bank Sentral dalam menjaga stabilitas makro
serta keberhasilan dalam implementasi reformasi struktural dan peningkatan
kapasitas kelembagaan, serta didukung oleh efek positif dari sisi eksternal
dalam menghadapi tantangan seperti terlihat pada table berikut.
Table
1.1. Asumsi Dasar Eksternal dan Domestik
Asumsi
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
Pertumbuhan
Ekonomi Dunia (%)
|
3,9
|
3,7
|
4,3
|
4,7
|
4,9
|
5,1
|
Volume
Perdagangan Dunia (%)
|
5,9
|
5,7
|
6,2
|
6,7
|
7,3
|
7,6
|
Harga
Minyak (USD/barel)
|
110
|
110
|
115
|
113
|
112
|
110
|
Pertumbuhan
Harga Komoditas Nonmigas (%)
|
30,0
|
3,0
|
1,5
|
-1,5
|
-3,4
|
-6
|
Fed
Fund Rate (%)
|
2,35
|
2,50
|
2,75
|
3,00
|
3,00
|
3,00
|
Defisit
Keuangan Pemerintah (% PDB)
|
-1,9
|
-1,9
|
-1,2
|
-1,1
|
-0,9
|
-0,8
|
Net
FDI (% PDB)
|
1,4
|
1,5
|
1,5
|
1,6
|
1,6
|
1,7
|
Dalam jangka pendek, berlanjutnya
ketidakpastian di pasar keuangan dan perekonomian global yaitu meningkatnya
tekanan inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi
Indonesia akan ditentukan oleh keberhasilan kebijakan ekonomi makro (policy mix
kebijakan fiskal dan moneter) untuk mengendalikan stabilitas makro tanpa
mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Sementara dalam jangka menengahpanjang lima tahun ke depan, pergerakan perekonomian
Indonesia akan lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang menggerakkan
perekonomian dalam jangka panjang, seperti modal fisik, human capital dan
produktivitas/efisiensi. Dari sisi produksi, implementasi reformasi struktural
diasumsikan berjalan baik sehingga produktivitas tenaga kerja, penguasaan
teknologi, dan modal fisik akan cenderung meningkat serta distribusi akan
menjadi lebih efektif. Keempat factor ini akan bersifat jangka panjang dalam
mendorong Total Factor Productivity (TFP) sehingga perusahaan mampu
menghasilkan output yang lebih tinggi. Selain itu, berbagai faktor tersebut
akan meningkatkan efisiensi perusahaan untuk melakukan proses produksi yang
menyebabkan marginal cost akan cenderung menurun dan akan
menekan
tambahan biaya akibat distribusi yang semakin efektif. Kondisi tersebut akan
menyebabkan menurunnya ongkos produksi dan harga jual sehingga inflasi dalam
jangka panjang terdorong turun. Namun di sisi lain, dari sisi eksternal, kecenderungan
tingginya harga komoditas minyak dan pangan dunia akan menyebabkan marginal
cost meningkat karena adanya tambahan biaya untuk melakukan impor bahan baku.
Namun demikian, penurunan marginal cost akibat adanya efisiensi diperkirakan
masih lebih besar dari pada kenaikan marginal cost akibat tekanan dari sisi
eksternal tersebut sehingga dalam jangka panjang diperkirakan inflasi akan
cenderung turun menuju targetnya menjadi 2,5%-4,5% di tahun 2013.
Penurunan
inflasi tersebut sejalan dengan upaya Bank Indonesia untuk secara konsisten
menerapkan Inflation Targeting Framework (ITF) yang terintegrasi dalam
serangkaian kebijakan makro ekonomi dan sektoral. Dalam hal ini, penetapan BI
Rate senantiasa konsisten dengan pencapaian target inflasi, namun dengan tidak
menghambat pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Dengan
mempertimbangkan proses momentum pertumbuhan ekonomi yang masih berjalan,
adanya persistensi inflasi dan permanen inflasi serta kebijakan moneter yang
belum sepenuhnya kredibel (imperfect credibility) Bank Indonesia diperkirakan
akan meningkatkan BI rate secara gradual dan terukur dalam jangka pendek (1-2
tahun) guna menghindari output loss dan sacrifice ratio yang besar.
Sejalan
dengan menurunnya inflasi dalam jangka menengah 2010-2013, Bank Indonesia
diperkirakan akan mulai menurunkan tingkat BI Rate secara gradual. Sinergi
antara komitmen Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi
makro selain memberi dampak positif terhadap sisi penawaran, juga memberi
dampak positif terhadap sisi permintaan.
Dengan
adanya sinergi tersebut, baik Kebijakan Fiskal maupun Kebijakan Moneter akan
lebih efektif dalam mempengaruhi sisi demand melalui konsumsi, investasi maupun
pengeluaran pemerintah secara langsung. Inflasi yang rendah menyebabkan daya
beli riil masyarakat meningkat, sehingga konsumsi masyarakat diperkirakan akan
tetap tumbuh lebih dari 5%, bahkan mencapai sekitar 5,7-6,1% pada 2013 dan
masih memegang peranan penting dalam perekonomian. Sementara itu, dengan
perkiraan menurunnya inflasi dalam jangka menengah-panjang akibat semakin
meningkatnya
kredibilitas
Bank Indonesia dan rendahnya ekspektasi inflasi pelaku pasar yang berimplikasi
pada rendahnya tingkat bunga riil, maka investasi diperkirakan meningkat
sekitar 12,5-13,9% pada tahun 2013. Dengan adanya dorongan dari sisi konsumsi
dan investasi tersebut diperkirakan perekonomian akan tumbuh tinggi sehingga
mendorong pendapatan pemerintah (pajak dan penerimaan bukan pajak) yang
selanjutnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang tumbuh
sekitar 5,9-6,3% pada tahun 2013 dengan asumsi pemerintah tetap memberikan
stimulus fiskal dengan tetap memperhatikan kesinambungan fiskalnya. Sementara
itu, daya saing yang meningkat serta membaiknya permintaan dunia berdampak pada
tetap tingginya kinerja ekspor.
Ekspor
akandiprediksi tumbuh pada 12,2-12,6% pada tahun 2013. Di sisi lain, impor
diprediksi juga tumbuh tinggi 15,8-16,2%
pada tahun 2013 sebagai akibat kuatnya permintaan domestik. Kondisi di
atas menyebabkan surplus neraca transaksi berjalan akan menurun. Namun
demikian, dengan liberalisasi perdagangan yang ditujukan untuk mendorong daya
saing ekspor dan strategi industry yang mendorong backward linkage dan forward
linkage untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor diharapkan dapat
menurunkan tekanan neraca pembayaran. Ke depan langkahlangkah ini diperkirakan
mampu membawa neraca pembayaran dalam kondisi mantap sehingga nilaitukar akan
cenderung stabil pada level Rp 9000/ USD pada tahun 2013. Pada akhirnya,
stabilitas ekonomi makro yang terus terjaga yang didukung oleh implementasi
reformasi struktural serta efek positif dari sisi eksternal akan memberikan
kemajuan signifikan, baik dari sisi supply dan demand.
Perekonomian
Indonesia pada tahun 2013 diprakirakan dapat tumbuh masing-masing pada kisaran
5,7 √ 6,7%. Angka perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 tersebut mengalami
penyesuaian ke bawah dibandingkan prakiraan sebelumnya yang mencapai 6,7 √
7,2%. Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2013 diprakirakan akan berada
dalam kisaran 4,4 √ 5,4% cenderung lebih tinggi dibandingkan prakiraan
sebelumnya sebesar 2,5 √ 4,5% pada tahun 2013 (table 1.2). Dengan adanya
optimisme keberhasilan implementasi kebijakan penanganan krisis di berbagai
negara terutama di negara maju seperti AS dan negara-negara di kawasan Eropa,
perekonomian dunia diperkirakan mulai mengalami rebound pada tahun 2010.
Untuk
Indonesia, keberhasilan implementasi paket stimulus fiscal yang berspektrum
jangka pendek terkait dengan upaya pencegahan dan penanganan dampak krisis, juga
menjadi pijakan yang sangat penting danmenentukan keberhasilan program
perbaikan ekonomi dalam jangka menengah. Sejalan dengan skenario perbaikan
ekonomi global di atas, kinerja ekspor pada tahun 2010 diperkirakan akan
kembali mengalami penguatan. Pada periode selanjutnya penguatan kinerja ekspor diperkirakan
akan semakin mantap, yang didukung oleh semakin membaiknya daya saing sebagai
hasil dari implementasi berbagai perbaikan structural yang secara konsisten
dilaksanakan oleh Pemerintah.
Tabel
1.2. Proyeksi Perekonomian Indonesia 2009-2013
Proyeksi
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
Pertumbuhan
PDB (%)
-
Konsumsi Masyarakat(%)
-
Konsumsi Pemerintah (%)
-
Investasi (%)
-
Ekspor Barang & Jasa (%)
-
Impor Barang & Jasa (%)
Inflasi
(%)
|
6,1
- 6,5
|
6,2
- 6,7
|
6,0
- 6,8
|
6,2
- 6,9
|
6,5
- 7,0
|
6,7
- 7,2
|
5,1
- 5,6
|
5,2
- 5,9
|
5,2
- 5,6
|
5,4
- 5,8
|
5,6
- 6,0
|
5,7
- 6,1
|
|
5,8
- 6,3
|
12,5
- 13,5
|
5,3
- 5,7
|
5,5
- 5,9
|
5,7
- 6,1
|
5,9
- 6,3
|
|
12,7
- 13,2
|
13,6
- 14,6
|
10,5
- 12,0
|
11,0
- 12,5
|
12,0
- 13,5
|
12,5
- 13,9
|
|
14,6
- 15,1
|
9,1
- 10,1
|
10,7
- 11,3
|
11,3
- 11,7
|
11,7
- 12,3
|
12,2
- 12,6
|
|
16,3
- 16,8
|
16,4
- 17,4
|
13,7
- 14,1
|
14,3
- 14,7
|
15,1
- 15,5
|
15,8
- 16,2
|
|
11,5
- 12,5
|
6,5
- 7,5
|
4,5
- 6,5
|
3,5
- 5,5
|
3,0
- 5,0
|
2,5
- 4,5
|
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
diperkirakan mencapai di atas 6% per tahun smapai 2013, didukung oleh
permintaan domestik yang tinggi. Bank Dunia memproyeksikan PDB Indonesia tumbuh
6,2% tahun depan dan tetap optimis dengan prospeknya meski ada ketidakpastian
global. Lembag lain seperti IMF juga memprediksikan pertumbuhan di kisaran 6%.