Selasa, 03 Juli 2012

Proyeksi Perekonomian Indonesia Tahun 2009 - 2013


Proyeksi Perekonomian Indonesia Tahun 2009 - 2013

Secara garis besar, proyeksi perekonomian Indonesia 2009-2013 sangat ditentukan oleh tingkat keberhasilan Pemerintah dan Bank Sentral dalam menjaga stabilitas makro serta keberhasilan dalam implementasi reformasi struktural dan peningkatan kapasitas kelembagaan, serta didukung oleh efek positif dari sisi eksternal dalam menghadapi tantangan seperti terlihat pada table berikut.
Table 1.1. Asumsi Dasar Eksternal dan Domestik
Asumsi
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan Ekonomi Dunia (%)
3,9
3,7
4,3
4,7
4,9
5,1
Volume Perdagangan Dunia (%)
5,9
5,7
6,2
6,7
7,3
7,6
Harga Minyak (USD/barel)
110
110
115
113
112
110
Pertumbuhan Harga Komoditas Nonmigas (%)
30,0
3,0
1,5
-1,5
-3,4
-6
Fed Fund Rate (%)
2,35
2,50
2,75
3,00
3,00
3,00
Defisit Keuangan Pemerintah (% PDB)
-1,9
-1,9
-1,2
-1,1
-0,9
-0,8
Net FDI (% PDB)
1,4
1,5
1,5
1,6
1,6
1,7

 Dalam jangka pendek, berlanjutnya ketidakpastian di pasar keuangan dan perekonomian global yaitu meningkatnya tekanan inflasi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ditentukan oleh keberhasilan kebijakan ekonomi makro (policy mix kebijakan fiskal dan moneter) untuk mengendalikan stabilitas makro tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Sementara dalam jangka menengahpanjang  lima tahun ke depan, pergerakan perekonomian Indonesia akan lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang menggerakkan perekonomian dalam jangka panjang, seperti modal fisik, human capital dan produktivitas/efisiensi. Dari sisi produksi, implementasi reformasi struktural diasumsikan berjalan baik sehingga produktivitas tenaga kerja, penguasaan teknologi, dan modal fisik akan cenderung meningkat serta distribusi akan menjadi lebih efektif. Keempat factor ini akan bersifat jangka panjang dalam mendorong Total Factor Productivity (TFP) sehingga perusahaan mampu menghasilkan output yang lebih tinggi. Selain itu, berbagai faktor tersebut akan meningkatkan efisiensi perusahaan untuk melakukan proses produksi yang menyebabkan marginal cost akan cenderung menurun dan akan

menekan tambahan biaya akibat distribusi yang semakin efektif. Kondisi tersebut akan menyebabkan menurunnya ongkos produksi dan harga jual sehingga inflasi dalam jangka panjang terdorong turun. Namun di sisi lain, dari sisi eksternal, kecenderungan tingginya harga komoditas minyak dan pangan dunia akan menyebabkan marginal cost meningkat karena adanya tambahan biaya untuk melakukan impor bahan baku. Namun demikian, penurunan marginal cost akibat adanya efisiensi diperkirakan masih lebih besar dari pada kenaikan marginal cost akibat tekanan dari sisi eksternal tersebut sehingga dalam jangka panjang diperkirakan inflasi akan cenderung turun menuju targetnya menjadi 2,5%-4,5% di tahun 2013.

Penurunan inflasi tersebut sejalan dengan upaya Bank Indonesia untuk secara konsisten menerapkan Inflation Targeting Framework (ITF) yang terintegrasi dalam serangkaian kebijakan makro ekonomi dan sektoral. Dalam hal ini, penetapan BI Rate senantiasa konsisten dengan pencapaian target inflasi, namun dengan tidak menghambat pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Dengan mempertimbangkan proses momentum pertumbuhan ekonomi yang masih berjalan, adanya persistensi inflasi dan permanen inflasi serta kebijakan moneter yang belum sepenuhnya kredibel (imperfect credibility) Bank Indonesia diperkirakan akan meningkatkan BI rate secara gradual dan terukur dalam jangka pendek (1-2 tahun) guna menghindari output loss dan sacrifice ratio yang besar.

Sejalan dengan menurunnya inflasi dalam jangka menengah 2010-2013, Bank Indonesia diperkirakan akan mulai menurunkan tingkat BI Rate secara gradual. Sinergi antara komitmen Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi makro selain memberi dampak positif terhadap sisi penawaran, juga memberi dampak positif terhadap sisi permintaan.

Dengan adanya sinergi tersebut, baik Kebijakan Fiskal maupun Kebijakan Moneter akan lebih efektif dalam mempengaruhi sisi demand melalui konsumsi, investasi maupun pengeluaran pemerintah secara langsung. Inflasi yang rendah menyebabkan daya beli riil masyarakat meningkat, sehingga konsumsi masyarakat diperkirakan akan tetap tumbuh lebih dari 5%, bahkan mencapai sekitar 5,7-6,1% pada 2013 dan masih memegang peranan penting dalam perekonomian. Sementara itu, dengan perkiraan menurunnya inflasi dalam jangka menengah-panjang akibat semakin meningkatnya

kredibilitas Bank Indonesia dan rendahnya ekspektasi inflasi pelaku pasar yang berimplikasi pada rendahnya tingkat bunga riil, maka investasi diperkirakan meningkat sekitar 12,5-13,9% pada tahun 2013. Dengan adanya dorongan dari sisi konsumsi dan investasi tersebut diperkirakan perekonomian akan tumbuh tinggi sehingga mendorong pendapatan pemerintah (pajak dan penerimaan bukan pajak) yang selanjutnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang tumbuh sekitar 5,9-6,3% pada tahun 2013 dengan asumsi pemerintah tetap memberikan stimulus fiskal dengan tetap memperhatikan kesinambungan fiskalnya. Sementara itu, daya saing yang meningkat serta membaiknya permintaan dunia berdampak pada tetap tingginya kinerja ekspor.

Ekspor akandiprediksi tumbuh pada 12,2-12,6% pada tahun 2013. Di sisi lain, impor diprediksi juga tumbuh tinggi 15,8-16,2%  pada tahun 2013 sebagai akibat kuatnya permintaan domestik. Kondisi di atas menyebabkan surplus neraca transaksi berjalan akan menurun. Namun demikian, dengan liberalisasi perdagangan yang ditujukan untuk mendorong daya saing ekspor dan strategi industry yang mendorong backward linkage dan forward linkage untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor diharapkan dapat menurunkan tekanan neraca pembayaran. Ke depan langkahlangkah ini diperkirakan mampu membawa neraca pembayaran dalam kondisi mantap sehingga nilaitukar akan cenderung stabil pada level Rp 9000/ USD pada tahun 2013. Pada akhirnya, stabilitas ekonomi makro yang terus terjaga yang didukung oleh implementasi reformasi struktural serta efek positif dari sisi eksternal akan memberikan kemajuan signifikan, baik dari sisi supply dan demand.

Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 diprakirakan dapat tumbuh masing-masing pada kisaran 5,7 √ 6,7%. Angka perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 tersebut mengalami penyesuaian ke bawah dibandingkan prakiraan sebelumnya yang mencapai 6,7 √ 7,2%. Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2013 diprakirakan akan berada dalam kisaran 4,4 √ 5,4% cenderung lebih tinggi dibandingkan prakiraan sebelumnya sebesar 2,5 √ 4,5% pada tahun 2013 (table 1.2). Dengan adanya optimisme keberhasilan implementasi kebijakan penanganan krisis di berbagai negara terutama di negara maju seperti AS dan negara-negara di kawasan Eropa, perekonomian dunia diperkirakan mulai mengalami rebound pada tahun 2010.

Untuk Indonesia, keberhasilan implementasi paket stimulus fiscal yang berspektrum jangka pendek terkait dengan upaya pencegahan dan penanganan dampak krisis, juga menjadi pijakan yang sangat penting danmenentukan keberhasilan program perbaikan ekonomi dalam jangka menengah. Sejalan dengan skenario perbaikan ekonomi global di atas, kinerja ekspor pada tahun 2010 diperkirakan akan kembali mengalami penguatan. Pada periode selanjutnya penguatan kinerja ekspor diperkirakan akan semakin mantap, yang didukung oleh semakin membaiknya daya saing sebagai hasil dari implementasi berbagai perbaikan structural yang secara konsisten dilaksanakan oleh Pemerintah.

Tabel 1.2. Proyeksi Perekonomian Indonesia 2009-2013

Proyeksi
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan PDB (%)
- Konsumsi Masyarakat(%)
- Konsumsi Pemerintah (%)
- Investasi (%)
- Ekspor Barang & Jasa (%)
- Impor Barang & Jasa (%)
Inflasi (%)
6,1 - 6,5
6,2 - 6,7
6,0 - 6,8
6,2 - 6,9
6,5 - 7,0
6,7 - 7,2
5,1 - 5,6
5,2 - 5,9
5,2 - 5,6
5,4 - 5,8
5,6 - 6,0
5,7 - 6,1
5,8 - 6,3
12,5 - 13,5
5,3 - 5,7
5,5 - 5,9
5,7 - 6,1
5,9 - 6,3
12,7 - 13,2
13,6 - 14,6
10,5 - 12,0
11,0 - 12,5
12,0 - 13,5
12,5 - 13,9
14,6 - 15,1
9,1 - 10,1
10,7 - 11,3
11,3 - 11,7
11,7 - 12,3
12,2 - 12,6
16,3 - 16,8
16,4 - 17,4
13,7 - 14,1
14,3 - 14,7
15,1 - 15,5
15,8 - 16,2
11,5 - 12,5
6,5 - 7,5
4,5 - 6,5
3,5 - 5,5
3,0 - 5,0
2,5 - 4,5
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai di atas 6% per tahun smapai 2013, didukung oleh permintaan domestik yang tinggi. Bank Dunia memproyeksikan PDB Indonesia tumbuh 6,2% tahun depan dan tetap optimis dengan prospeknya meski ada ketidakpastian global. Lembag lain seperti IMF juga memprediksikan pertumbuhan di kisaran 6%.